Sabtu, 25 Februari 2012

Wanita

WANITA SHOLIHAH PERHIASAN TERINDAH
Oleh : Drs. Andi Hariyadi, M.Pd.I
Raden Ajeng Kartini (21 April 1879 – 17 September 1904), bagi rakyat dan bangsa Indonesia memiliki kedudukan istimewa karena perannya yang begitu cemerlang membuka tabir kegelapan hingga terbitlah terang, lebih-lebih ketika bangsa yang sedang terjajah, terbelenggu dan terus dibodohkan. Di tengah keterbatasan yang ada Kartini bangkit sehingga dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Ide dan pemikiran Kartini sebagaimana yang tertuang dalam surat-suratnya menunjukkan kepedulian atas kondisi social wanita saat itu, sehingga ia berharap ada kesempatan bagi wanita untuk belajar dan menuntut ilmu, bahkan beliau dengan kritis mempertanyakan pola beragama yang sekedar dilafalkan dan kurang dipahami secara benar, dan agama harus bisa menjaga kita dari dosa. Begitulah sekilas harapan dan perjuangannya untuk kebangkitan kaum wanita dari keterpurukan, dan bukan sekedar peringatan Kartinian (21 April) dengan penampilan model busana tetapi jauh dari ide-ide cemerlang pemberdayaan. Disamping RA Kartini, juga ada Nyai Walidah Dahlan (1872 - Yogyakarta, 31 Mei 1946), sebagai istri KH.Ahmad Dahlan, yang menjadi penggerak gerakan wanita pada mulanya di Kauman Yogjakarta dengan nama gerakan Sopo Tresno”, pada mulanya masyarakat kauman menganggap wanita itu subordinat dari laki-laki, tetapi Nyai Dahlan mencoba menyadarkan pandangan seperti itu tidak berdasar, dalam pandangannya kaum wanita adalah patner dari laki-laki, mereka sendirilah yang harus bertanggungjawab dihadapan Allah SWT. Beliau juga menggerakkan kegiatan pendidikan bagi kaum wanita serta menentang kebijakan kawin paksa, sehingga mendapat perlawanan dari sebagian masyarakat waktu itu, dan akhirnya masyarakat  bisa memahami pemikiran Nyai Dahlan. Keberadaan pengajian Sopo Tresno mampu mensinergikan kegiatan dakwah dan pendidikan, sekaligus sebagai upaya membendung gerakan kristenisasi yang begitu hebat pada waktu itu, selanjutnya nama kelompok pengajian itu berubah menjadi Aisyiyah sebagai salahsatu organisasi otonom Muhammadiyah yang berdiri pada 22 April 1917 yang bertepatan dengan 27 Rajab 1355 H.
            Napoleon Bonaparte sebagai pemimpin besar yang dijuluki “ Singa dari daratan Eropa”, ternyata sangat mengagumi kiprah dari kaum wanita yang sempurna kebaikannya, sebagaimana dinyatakan : Perancis tidak mungkin mengalami kejayaan dan kebesaran kecuali dengan adanya wanita-wanita yang baik. Kemampuan wanita untuk perbaikan kehidupan sungguh strategis sekali, sehingga mampu menopang sekaligus bersinergi atas peran kaum pria, karena memang keduanya makhluk Allah SWT yang memiliki kelebihan dan kekurangan yang ada untuk bisa dipahami secara bijak dan manusiawi.
Dalam dinamika kiprah wanita, pernah dipuja-puja karena kecantikan sehingga membuat kaum pria tergila-gila untuk memuaskan nafsunya, sekaligus dihina dinakan tanpa pertimbangan nilai-nilai kemanusiaan. Menurut A.Nunuk P. Muniati, dalam bukunya Perempuan Indonesia dalam perspektif agama, budaya dan bangsa, dinyatakan : Korban mayoritas dari kejahatan seks  dan pelecehan seks adalah perempuan. Bahkan sekarang ini korban berkembang pada anak-anak. Situasi masyarakat yang penuh dengan permasalahan social telah membawa malapetaka ini. Manusia mulai tidak dapat melihat iman dalam beragama. Agama makin dijadikan kedok. Bahkan agama sering dimanfaatkan untuk perilaku yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, yakni menciptakan keadilan dan demi keselamatan manusia. Kondisi seperti ini sungguh memprihatinkan karena wanita telah dijadikan obyek pelampiasan nafsyu dan kekerasan, sepertinya rasa hormat sebagai sesama manusia seharusnya bisa dikembangkan dalam kehidupan ini. Problem seperti ini harus diberikan solusi disamping aturan yang benar-benar adil dan manusiawi juga diharapkan wanita mampu memerankan diri secara konsisten sebagai wanita muslimah yang solehah. Rasulullah Saw. bersabda : Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita solehah. (HR. Muslim).
Wanita solehah adalah penerang peradaban yang akhir-akhir ini semakin mengaburkan nilai-nilai etika, kemanusiaan dan ketuhanan. Berbagai aksi pornografi, perselingkuhan dan sejenisnya seringkali meruntuhkan kemuliaan dan harga diri seorang wanita, sehingga tepatlah kehadiran wanita solehah untuk memberikan penerangan ketika kegelapan semakin menggelapkan, untuk memberikan pemberdayaan ketika wanita selalu direndahkan,dan memberikan penyadaran ketika wanita sering dilecehkan. Keberadaan wanita solehah sebagai perhiasan bukan berarti sebagai  obyek pemuasan tetapi merupakan kehormatan atas prestasi keunggulan dari nilai akhlaqul karimah, aqidah, ibadah, dan muamalah yang sempurna. Wanita solehah adalah pribadi yang amanah baik terhadap harta suami, disamping menjaga maru’ahnya, serta mampu menjadi pendidik dan pengasuh terbaik anak-anaknya, ketika berbagai pola asuh yang tidak bertanggung jawab semakin merusak karakter anak-anak kita. Selanjutnya Allah SWT berfirman dalam surat Al A’raf :189 : “Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur". Dan, Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa yang diberi istri yang sholehah oleh Allah SWT, berarti ia telah ditolong oleh-Nya separuh agamanya. Oleh karena itu,hendaklah ia bertaqwa kepada Allah pada separuh yang lain” (HR. Thabrani, Baihaqi, Hakim), dalam riwayat yang lain Rasul bersabda : “Tidaklah orang tua memberikan suatu pemberian kepada anak-anaknya yang lebih utama dari pada pendidikan yang baik” (HR. Tirmidzi)
Betapa bahagianya perhiasan yang terindah dari wanita solehah itu bisa hadir di rumah kita, karena akan mampu melahirkan ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan, sehingga biduk rumah tangga akan kokoh dan tangguh dalam menghadapi berbagai kemaksiatan dan kemungkaran yang merasuki keluarga dan masyarakat sekitar kita. Dalam genggaman wanita solehah akan lahir dan tumbuh buah-buah hati yang yang memiliki karakter untuk peduli dan sadar dalam mewujudkan kebahagiaan. Wanita Solehah perhiasan yang mampu mencerahkan peradaban yang bermutu, sekaligus menghancurkan perilaku kehinaan yang menyesatkan. Kita sambut kehadiran bidadari syurga dirumah dan lingkungan kita agar kehidupan lebih bermakna karena peran wanita sholehah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar