Sabtu, 25 Februari 2012

Khotbah Jum'at

MENUJU KESEMPURNAAN HIDUP
Oleh : Drs. Andi Hariyadi, M.Pd.I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّابَعْدُ؛
فَإِنْ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah
            Syukur Alhamdulillah, kita masih diberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga mampu beristiqomah mengisi kehidupan amal sholeh yang penuh kemuliaan, sebab masih sering kita jumpai berbagai aktivitas kehidupan yang jauh dari kemuliaan bahkan menodai akan nilai-nilai kehidupan, karena kebodohan, keserakahan, arogansi dan egoism yang dijadikan panglima dalam kehidupan. Untuk itulah perlunya wahyu Ilahi sebagai pencerah kehidupan dan keteladanan Nabi Muhammad SAW sebagai panutan, dengan harapan kehidupan manusia senantiasa menuju kesempurnaan. Al Qur’an telah banyak memberikan petunjuk kehidupan beserta implikasinya, diantaranya dalam surat Al Fathir (35) : 10
`tB tb%x. ߃̍ムno¨Ïèø9$# ¬Tsù äo¢Ïèø9$# $·èÏHsd 4 Ïmøs9Î) ßyèóÁtƒ ÞOÎ=s3ø9$# Ü=Íh©Ü9$# ã@yJyèø9$#ur ßxÎ=»¢Á9$# ¼çmãèsùötƒ 4 z`ƒÏ%©!$#ur tbrãä3ôJtƒ ÏN$t«ÍhŠ¡¡9$# öNçlm; Ò>#xtã ÓƒÏx© ( ãõ3tBur y7Í´¯»s9'ré& uqèd âqç7tƒ ÇÊÉÈ
10.  Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, Maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. dan rencana jahat mereka akan hancur

Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah
            Sebagai orang yang mengaku beriman dan bertaqwa serta peduli akan kehidupannya akan menghendaki kemuliaan sebagai pilihan kehidupannya. Hal ini sangat tepat sekali, sebab apa yang dipikirkan, diaplikasikan dan direncanakan bagi orang yang beriman dan bertaqwa adalah kemuliaan hidup, sehingga sangatlah tidak mungkin dalam kehidupannya melakukan kehinaan. Kemuliaan hidup adalah pilihan yang sempurna, meski dilalui dengan berat penuh rintangan dan cemoohan, mengingat disekitar kehidupan kita masih mengutamakan kehinaan dan bahkan mendominasinya, maka dengan perjungan yang gigih kemuliaan harus dimenangkan, banyak yang gagal meraih kemuliaan karena tergoda rayuan kehinaan, bagi orang beriman dan bertaqwa akan senantiasa konsisten pada jalan-Nya, beratnya langkah perjalanan kehidupan tidak mengurangi sedikitpun langkah kepastian meraih kemuliaan. Al Qur’an menyebut orang beriman, mukmin, ialah orang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT, yang diwujudkan dengan tunduk dan patuh hanya kepada-Nya, sehingga rongga hatinya dipenuhi rasa syukur untuk mengabdi hanya kepada-Nya, tanpa ada celah sedikitpun untuk dimasuki sifat kehinaan yang merugikan, mencelakakan yang dapat menghancurkan kehidupannya.
            Dalam dinamika kehidupan kita meski melalui proses, dan tidak ada yang langsung begitu saja menjadi sempurna, sehingga ini bisa kita jadikan pelajaran berharga agar ketika kita mengikuti proses pematangan dan pendewasan diri dengan wawasan yang luas serta kesadaran yang tinggi akan mampu mewujudkan kesempurnaan yang diharapkan. Sehingga ketika dia berilmu, maka ilmunya itu dipergunakan semaksimal mungkin untuk kemaslahatan umat, bukannya untuk mengelabuinya; ketika dia berharta, hartanya dipergunakan secara benar penuh keikhlasan, bukannya dihamburkan  untuk pemuasan nafsyu pribadinya yang serakah; dan ketika dia mengemban amanah pada suatu jabatan, akan dilakukan secara professional, procedural dan transparan, bukannya dijadikan jabatan itu untuk kesempatan menghalalkan segala cara, menuruti ambisi prestise diri, meski dilalui dengan penipuan dan keserakahan serta tidak peduli akan nasib umat yang menderita.
Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah
            Betapa bahagianya hidup ini ketika kita mampu konsisten menuju kesempurnaan kemuliaan, hati dan pikiran akan menjadi tenang, tidak ada tekanan karena adanya beban yang menghantui kehidupan, sehingga layaklah dia mendapat kemenangan. Karena ketaatan yang sebenarnya hanya pada Allah dan Rasul-Nya dan ketakutan yang sejati hanya pada Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya dalam Al Qur’an surat An-Nuur : 52
`tBur ÆìÏÜム©!$# ¼ã&s!qßuur |·øƒsur ©!$# Ïmø)­Gtƒur y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbrâͬ!$xÿø9$# ÇÎËÈ
52.  Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan.
Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah
            Ayat di atas benar-benar memberikan motivasi dalam mengarungi fakta kehidupan yang keras dan berat, meski perjalanan terjal dan mendaki sehingga diri ini mampu menyelesaikan tahapan-tahapan perjuangan,  meski melelahkan dan penuh pengorbanan tidak mengurangi nilai perjuangan menjadi hamba yang sejati. Sehingga upaya meraih kemuliaan hidup tidak dikotori oleh kemalasan karena enggan berjuang, atau disusupi oleh mimpi-mimpi kosong sehingga lepas kendali, tetapi proses menuju kesempurnaan itu mampu menjadi daya dorong sekaligus membingkai diri dari infiltrasi kemaksiatan yang penuh kehinaan.
            Perjuangan menggapai kemuliaan diri di tengah derasnya pusaran kehinaan yang begitu kompleks, harus dibekali “amunisi” yang tangguh agar mendapat kemenangan, bekal tersebut adalah : Pertama. Ketaatan hanya pada Allah dan Rasul-Nya, ini merupakan landasan perjuangan, sekaligus bentuk ketaatan yang sempurna bukan pada yang lainnya. Ketaatan inilah yang akan mampu menyingkirkan berbagai hal yang sering dijadikan ketaatan, yang sebenarnya bukan untuk ditaati sehingga banyak manusia yang tersesat. Kedua. Ketakutan yang sebenarnya hanya takut kepada Allah SWT, karena Dia-lah yang layak untuk ditakuti. Betapa besar rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita, sehingga kita tidak ingin dikurangi apalagi menjadi musibah yang mengerikan. Ketakutan selain pada-Nya akan membawa kelemahan diri karena terus didoktrin oleh sesuatu yang sebenarnya biasa-biasa saja namun dikemas sedemikian rupa sehingga banyak manusia terbelenggu olehnya, sedang ketakutan kepada Allah SWT akan membawa kekuatan dan kesadaran yang sempurna sehingga mampu berkarya sebagai bekal kehidupannya. Ketiga. Taqwa kepada Allah SWT, inilah puncak prestasi berupa derajat tertinggi karena mampu mengkualitas diri sekaligus menyingkirkan berbagai bentuk kehinaan yang mencoba mengotori, sehingga layaklah mereka mendapat kemenangan, kesuksesan dan kebahagiaan. Hasan Al Banna menggambarkan sebagaimana nasehatnya : “ Jadilah kamu seperti pohon, manusia melemparinya dengan batu, sedang ia (pohon) melempari mereka dengan buah”. Kebodohan, kesombongan dan ketidakpedulian sehingga membuat sebagian manusia merasa dirinya hebat pada hal sejatinya jahat sehhingga terus menebar maksiat, maka orang yang bertaqwa tetap tegar dan terus memberikan kebaikan untuk kedamaian dan kesejahteraan serta kemuliaan kehidupan. Kembali Allah SWT memberikan petunjuk kehidupan kepada kita pada firman-Nya surat Az-Zukhruf (43) : 37
öNåk¨XÎ)ur öNåktXrÝÁus9 Ç`tã È@Î6¡¡9$# tbqç7|¡øtsur Nåk¨Xr& tbrßtGôgB ÇÌÐÈ
“ Dan sesungguhnya syetan-syetan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk”
Prasangka telah mendapat petunjuk dari Allah SWT pada hal senantiasa menghalangi manusia dari jalan yang benar hal ini  merupakan bukti betapa kacau dan hinanya insan ini, karena dengan kesewenangannya mengklain akan kebenaran tindakannya. Kehinaannya menjadikan dirinya buta dan brutal, kebenaran dihalangi sedang kemunkaran diperjuangkan dengan semaksimal mungkin dan rela untuk berkurban. Syetan telah mendominasi sepakterjangnya untuk terus melakukan pengrusakan dan penyesatan, dia kehilangan kesadaran sekalligus kebijakan, sehingga hancurnya tatanan kehidupan, kebenaran dianggap salah, sedang yang salah dianggap benar dan itu sejatinya kehinaan. Maka sebagai hamba yang senantiasa meneguhkan keimanan dan mengaktualisasikan ketaqwaan akan selalu istiqomah menegakkan kebenaran hingga kemuliaan dimenangkan, dan menghancurkan segala bentuk kehinaan, kemaksiatan yang mencelakakan.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ. وَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ.
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن


.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar