Sabtu, 25 Februari 2012

Kemuhammadiyaan

Aku Titipkan Muhammadiyah Kepadamu
Oleh : Drs. Andi Hariyadi, M.Pd.I
Ali Imran : 104
`ä3tFø9ur öNä3YÏiB ×p¨Bé& tbqããôtƒ n<Î) ÎŽösƒø:$# tbrããBù'tƒur Å$rã÷èpRùQ$$Î/ tböqyg÷Ztƒur Ç`tã ̍s3YßJø9$# 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÊÉÍÈ
104.  Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.
KH. Ahmad Dahlan adalah pribadi yang konsis melakukan dakwah Islam dimasyarakat, sebagai bentuk implementasi dari pemahaman keagamaan yang kaffah, karena ada banyak permasalahan keumatan dan bangsa yang membutuhkan penanganan serius agar tidak terjerumus dalam berbagai praktek ibadah yang dikotori Tahayul Bid’ah dan Churofat (TBC), meski dengan tubuh yang mulai rapuh sehingga para dokter dan keluarga yang merawatnya untuk istirahat dan mengurangi aktivitas dakwahnya ditolaknya mentah-mentah dan terus melakukan dakwah Islam, sebagai bentuk tanggungjawab yang tidak bisa ditinggalkan, sebagaimana pernyataan beliau :” Tadi setan menjelma sebagai dokter menasehati aku supaya berhenti memikirkan agama Islam, dan sekarang setan itu menjelma menjadi istriku”, mendengar itu Nyai Dahlan menangis dan berkali-kali mengucapkan istigfar memohon ampun kepada Allah, selanjutnya beliau menegaskan; “  Saya mesti bekerja keras untuk meletakkan batu pertama dari amal yang besar ini. Kalau sekiranya saya terlambat atau saya hentikan lantaran sakitku ini, maka tidak ada orang yang akan sanggup meletakkan dasar itu. Saya sudah merasa, bahwa umur saya tidak akan lama lagi. Maka jika saya kerjakan selekas mungkin, maka yang tinggal sedikit itu, mudahlah yang di belakangku nanti untuk menyempurnakannya”. Komitmen berdakwah KH. Ahmad Dahlan ini sejalan dengan ayat di atas sekaligus menjadi inspirasi berdirinya Muhammadiyah pada 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912 M untuk terus aktif menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, yang selanjutnya keberuntungan akan didapatkan.
Peletakan dasar dari amal  yang besar  berupa Persyarikatan Muhammadiyah yang diawal berdirinya penuh rintangan,  dicaci maki, dihina, diteror  bahkan dikafirkan, tidaklah disikapi dengan perlawanan justru diberikan layanan yang mencerahkan, baik yang berupa pendidikan, kesehatan, bantuan sosial dan pengajaran keagamaan, sehingga yang semula lawan menjadi kawan seperjuangan untuk suksesnya dakwah Islam, yang semula enggan mengeluarkan harta akhirnya rela berkurban atas harta yang dimilikinya, yang semula merasa harga dirinya sebagai kelas elite yang serba dilayani, tetapi akhirnya mau bercengkrama dengan kaum alit bahkan melayani dengan penuh keikhlasan. Perjuangan dakwah Islam yang dilakukan KH.Ahmad Dahlan benar-benar menyentuh permasalahan kehidupan bahkan mampu memberika terobosan gerakan ketika kebekuan, kejumudan membelenggu pikiran dan amal perbuatan. Pemahaman agama yang semula sebatas rutinitas dan terjebak oleh sinkritisme, diberikan perubahan untuk kembali pada ajaran Islam yang sebenar-benarnya berdasarkan Al Qur’an dan Ash-Shunnah. Penguatan aqidah Islam terus dilakukan disetiap dakwahnya, karena akan mampu menjadi daya pendorong kesadaran dalam melakukan ritual keagamaan yang murni dan pelayanan sosial yang relevan.
Menyadari keterbatasan fisiknya, dimana kesehatan yang terus menurun beliaupun terus berdakwah sesuai kemampuannya, hingga berpesan :”Aku titipkan Muhammadiyah kepadamu dengan penuh harapan agar Muhammadiyah dapat dipelihara dan dijaga dengan sesungguhnya”, dan akhirnya beliau berpulang ke Rahmatullah pada tanggal 17 Rajab 1340 atau bertepatan dengan tanggal 23 Februari 1923, di rumah kediaman beliau di Kauman Yogjakarta. Pesan tersebut merupakan amanah sekaligus harapan kepada kita semua agar Persyarikatan Muhammadiyah terus dikembangkan yang membawa misi Islam untuk perbaikan kehidupan. H Jarnawi Hadikusumo menyatakan :” Ruh Ahmad Dahlan menghadap Ilahi dengan aman, karena misinya berhasil. Kader-kader yang dipeliharanya ternyata berbuah lebat. Sepeninggal Kyai, Muhammadiyah maju dengan pesat dengan memberikan jasa-jasa yang tidak ternilai kepada umat Islam dan kemajuan Bangsa Indonesiadalam lapangan sosial dan pendidikan, juga dalam kebangunan serta pembaharuan Islam”. Kader penerus awal perjuangan Muhammadiyah diantaranya Muhammad Yunus Anis, KH. Muchtar, H. R. Hadjid, H.Zaeni, KH. Badawi, Fachrudin, Syuja’, Ki Bagus Hadikusumo serta KH. Mas Mansur, mereka berkiprah sesuai bidang keahliannya dalam dakwah Islam.
Menurut Dr. Kuntowijoyo, ada beberapa hal yang berkaitan dengan keberhasilan KH.Ahmad Dahlan di awal berdirinya Muhammadiyah yang mampu menjadi garda terdepan, yaitu : 1) Gerakan KH.Ahmad Dahlan adalah gerakan kultural, dan 2) Gerakan KH.Ahmad Dahlan adalah gerakan sosial dan ekonomis. Pola gerakan inilah yang turut serta memberikan secercah harapan, sehingga diharapkan para kadernya mampu melanjutkan dan mengembangkan dakwah Muhammadiyah yang lebih bersifat strategis untuk perbaikan kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Selanjutnya Prof.Dr.Fasichul Lisan,Apt menjelaskan:” Muhammadiyah menyebarkan gagasan agar umat Islam berpikir lebih progresif dan dianjurkan agar rasio diasah, difungsikan, dan diaktualisasikan dalam rangka memahami agama maupun memecahkan persoalan sosial, ekonomi dan politik yang ada”. Untuk itu kepada Pimpinan Persyarikatan dan Pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah beserta seluruh kadernya, agar tidak mudah berputus asa dalam melakukan dakwah Islam, meski ada banyak tantangan yang menghadang merupakan lahan untuk memaksimalkan karya-karya amal soleh. Muhammadiyah adalah lahan berdakwah sehingga seluruh aktivitas yang kita gerakkan diharapkan tetap menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Teruskan Gerakan Muhammadiyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar