Sabtu, 31 Maret 2012

Wawasan Kerukunan

Kebersamaan dan Kerukunan
Mewujudkan Jembatan Persaudaraan
Segala puja dan puji syukur hanya pada-Nya, sebagai tempat bergantung dan perlindungan untuk meraih kemuliaan dan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat, tanpa Rahman dan Rahim-Nya (Kasih Sayang-Nya) dalam hidup kita betapa beratnya kehidupan ini karena segala derita akan terus berkuasa, dan berbagai fitnah akan melemahkan berbagai potensi kehidupan yang sudah kita miliki ini, maka wujud rasa syukur yang sejati bagi mereka yang beriman adalah mengabdi kepada-Nya dengan penuh  ketulusan, sehingga kesadaran untuk mewujudkan kebersamaan dan kerukunan bisa terasakan.
Berbagai bentuk keragaman, baik dalam bentuk suku, budaya, bangsa, bahasa, dan agama bukanlah menjadi penghalang untuk mewujudkan kebersamaan dan kerukunan, justru keragaman itu merupakan suatu pesona keindahan sebagai anugerah dari-Nya. Negara Kesatuan Republik Indonesia terbangun dari berbagai unsur keragaman, dan para pendiri bangsa kita telah berhasil menkonstruksi bahwa keragaman itu mampu untuk menjadikan bangsa kita kuat dan berdaulat, sehingga tugas kita semua untuk terus berupaya mempertahan ke bhinekaan itu menjadi satu kesatuan yang kokoh, lebih – lebih dalam suasana kehidupan yang semakin mengglobal ini sesungguhnya merupakan peluang bagi mereka yang sadar dan bertanggung jawab atas bangsa ini untuk mewujudkan kedamaian, kerukunan, keadilan dan kesejahteraan. Meski upaya itu begitu berat dengan semakin maraknya tindak korupsi, mudahnya terjadi konflik social, beratnya menegakkan keadilan dan kemiskinan yang semakin terlantarkan, dan berbagai problem yang ada itu  sesungguhnya sudah sesuai dengan kemampuan kita untuk menyelesaikannya, sebagaimana firman-Nya (QS : 2: 286) : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Sehingga apakah ada kemauaan pada diri kita untuk melakukan perbaikan atau justru malah merusaknya.
Maka berbagai tembok penghalang yang selama ini terbentang sehingga ketika ada upaya membangun jembatan (persaudaraan) sepertinya terasa berat, karena belum adanya kesadaran kebersamaan untuk mewujudkan kerukunan. Dalam tradisi dan sejarah bangsa kita pola hidup kebersamaan dan kerukunan sudah begitu kuat bahkan sudah menjadi karakter bangsa, hal ini bisa terlihat dalam berbagai pola interaksi social, budaya dan agama, dimana kebersamaan dan kerukunan untuk mewujudkan persaudaraan sudah menjadi bagian dalam kehidupannya. Tembok penghalang atas terwujudkannya persaudaraan diantaranya dikarenakan oleh; Kesombongan yang merasa terbaik dan terbenar dan yang lain salah sehingga tidak ada sedikitpun peluang dialog untuk menerima keragaman yang ada. Sempitnya wawasan (cara pandang), sehingga tidak mampu menangkap subtansi pesan Ke-Ilahian yang berupa kedamaian, persaudaraan dan rahmat bagi seluruh alam. Lemahnya spiritualitas multicultural, sehingga tidak mampu melihat fakta yang ada dan dinamika yang sesungguhnya.  Menurut Sosiolog UI Parsudi Suparlan, Multikulturalisme adalah konsep yang mampu menjawab tantangan perubahan zaman dengan alasan multikulturalisme merupakan sebuah idiologi yang mengagungkan perbedaaan budaya, atau sebuah keyakinan yang mengakui dan mendorong terwujudnya pluralisme budaya sebagai corak kehidupan masyarakat. Multikulturalisme akan menjadi pengikat dan jembatan yang mengakomodasi perbedaan-perbedaan termasuk perbedaan kesukubangsaan dan suku bangsa dalam masyarakat yang multikultural. Perbedaan itu dapat terwadahi di tempat-tempat umum, tempat kerja dan pasar, dan sistem nasional dalam hal kesetaraan derajat secara politik, hukum, ekonomi, dan sosial.
            Kebersamaan, kerukunan dan persaudaraan sebagai nilai sejati dalam diri ini maka, jangan ada upaya untuk menciderainya, karena berarti telah menciderai diri sendiri, merupakan tugas kita semua untuk selalu menguatkan kebersamaan, mengokohkan kerukunan dan menjalin persaudaraan, tanpa ketiga hal itu berarti kita semakin mengokohkan tembok penghalang dan merobohkan jembatan, sehingga kehidupan menjadi liar tanpa aturan, arogan penuh kesewenangan dan anarkis yang berkepanjangan. Kebersamaan merupakan kesadaran untuk mengakui perbedaan dan bisa melakukan usaha secara bersama dengan penuh ketulusan untuk perbaikan kehidupan. Kerukunan merupakan refleksi dari kebersamaan bisa toleran dalam kehidupan dan menjauhkan segala bentuk permusuhan dan dendam kecurigaan, sehingga bisa hidup berdampingan dan kondusif. Persaudaraan merupakan ikatan dari berbagai keragaman sekaligus menjadi solusi atas berbagai permasalahan kehidupan.
            Semoga kita senantiasa diberikan hidayah oleh-Nya untuk konsisten menguatkan kebersamaan, mengokohkan kerukunan dan menjalin persaudaraan agar mampu menghancurkan tembok penghalang untuk membangun jembatan kedamaian dan kebahagiaan.Amin.
                                                                                                            Surabaya, 15 Agustus 2011
    Drs. Andi Hariyadi,M.Pd.I

Tidak ada komentar:

Posting Komentar