Kamis, 15 Maret 2012

Gerakan Purifikasi

GERAKAN PURIFIKASI MUHAMMADIYAH
Oleh : Drs. Andi Hariyadi M.Pd.I
Az-Zukhruf (43) : 36
`tBur ß·÷ètƒ `tã ̍ø.ÏŒ Ç`»uH÷q§9$# ôÙÍhs)çR ¼çms9 $YZ»sÜøx© uqßgsù ¼çms9 Ö`ƒÌs% ÇÌÏÈ
36.  Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) Maka syaitan Itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.
Gerakan Muhammadiyah sejak awal berdirinya hingga usia seabad lebih saat ini senantiasa komitmen melakukan purifikasi (pemurnian)  dan modernisasi (pembaharuan), kenyataan ini begitu kuat terasakan dalam setiap nafas perjuangan dakwah Muhammadiyah, dan itu sangat strategis sekali dalam memahami sekaligus mengimplementasikan ajaran wahyu Ilahi. Ayat diatas benar-benar menyadarkan bagi kita sebagai seorang muslim, dan khususnya warga Persyarikatan untuk senantiasa berpegang teguh pada Al Quran sebagai petunjuk kehidupan yang menyelamatkan, dan Sunnah Rasul sebagai suri tauladan yang penuh kemuliaan. Sebab ketika berpaling dari ajaran yang mencerahkan tersebut, berarti telah melakukan penyimpangan yang menyesatkan karena kehidupannya didominasi rayuan syetan. Maka dari sini upaya gerakan purifikasi akan mampu menyingkirkan berbagai bentuk penyimpangan, sehingga ajaran Islam tidak terkotori oleh berbagai bentuk kerendahan yang menghinakan.
Upaya gerakan purifikasi Muhammadiyah difokuskan pada masalah aqidah, dimana upaya menyelamatkan umat Islam dari belenggu Tahayul, Bidah dan Churofat (TBC) yang mentradisi dan mencampuri keotentikan ajaran Islam. Problem ini bagi warga Persyarikatan sangat serius untuk dilakukan pemurnian, sebab ketika kekuatan aqidah ini sudah melemah dan longgar maka sangat dimungkinkan masuknya berbagai bentuk penyimpangan baik dari aspek aqidah, ibadah, akhlaq dan muamalah, sehingga ajaran Islam tidak tampak lagi keasliannya, ajaran agama dikesankan sekedar seremonial untuk pemuas arogansi para elite yang tidak mampu lagi menangkap  misi perjuangan para Nabi untuk mencerdaskan, mencerahkan, menyadarkan dan memberdayakan, agar menjadi pribadi yang kokoh dan istiqomah mengemban misi kenabian. Penguatan aqidah bagi warga Persyarikatan Muhammadiyah tidak bisa ditawar-tawar lagi dan itu sudah final, karenanya aqidah Islam tidaklah mungkin dikotori oleh berbagai bentuk perilaku kerendahan ketika berinteraksi dalam kehidupan social kemasyarakatan.
Purifikasi Muhammadiyah ternyata mendapat perhatian oleh beberapa peneliti, seperti Peacock (1978), Nakamura (1983), Beck (1995), Mulkhan (2000), dan Bartholomev (2001), menunjukkan bahwa gerakan purifikasi Muhammadiyah tidak menunjukkan sikap dan tindakan radikal, yang mengarah pada konflik social, dari kenyataan ini menunjukkan betapa pentingnya membangun hubungan social kemasyarakatan meski ada perbedaan pandangan dan sikap terkait aqidah Islam. Hubungan yang harmonis dan kondusif ini bukan berarti tidak ada masalah dalam melakukan gerakan purifikasi, dibeberapa daerah upaya purifikasi ini mendapat penolakan oleh masyarakat tardisional, sinkretis, namun oleh warga Persyrikatan dilalui dengan selalu menampilkan akhlaq mulia di masyarakat serta membangun berbagai karya amal nyata untuk kepentingan masyarakat bersama dengan penuh keikhlasan. Sebagai salah satu contoh dari Pimpinan Muhammadiyah yaitu Bapak AR Fachruddin yang menjabat ketua Pimpinan Pusat terlama, dimana kepemimpinannya tidak pernah diminta dan dijalankan dengan penuh keikhlasan, sehingga menurut mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah bapak Amin Rais, ada tiga sifat yang menonjol pada diri Pak AR yang patut dijadikan tauladan bagi generasi sesudahnya, yaitu : kesederhanaan, kejujuran dan keiklhasan. Dari tiga kekuatan diri inilah diharapkan mampu menjadi bekal dalam melakukan purifikasi sehingga dakwah Muhammadiyah lebih terasakan bagi seluruh warga masyarakat. Leih lanjut menurut Mitsuo Nakamura, bahwa Muhammadiyah memiliki banyak wajah. Dari jauh tampak doktriner, tetapi dilihat dari dekat ada sedikit sistematis teologis. Tampak eklusif bila dipandang dari luar, tetapi sesungguhnya sangat terbuka jika dilihat dari dalam. Muhammadiyah juga tampak agresif dan fanatik, meski sesungguhnya dalam berdakwah sangat toleran.
Pola gerakan purifikasi Muhammadiyah mampu menyadarkan pada umat ini untuk lebih istiqomah menjaga aqidah Islam, karena hal ini sebagai pondasi yang menguatkan untuk tugas dakwah  dimasyarakat, dan implikasi selanjutnya dari gerakan purifikasi ini semakin menyadarkan kepada warga Persyarikatan untuk lebih peduli dalam problematika kehidupan yang ada dengan pemberian solusi yang tepat berupa  karya amal nyata dan akhlaqul karimah,  tanpa melakukan arogansi dan kekerasan yang mudah memicu terjadinya konflik social, dan bagi warga Muhammadiyah sangat faham bahwa problematika kehidupan ini solusinya bukan berupa teror ataupun ledakan bom yang cenderung penuh rekayasa dan banyak kepentingan di dalamnya, sehingga image Islam terkesan barbar, penuh permusuhan, merusak dan menakutkan. Betapa indahnya peran KH. Achmad Dahlan dalam memainkan gerakan purifikasi dimasyarakat dengan sentuhan yang persuasif, elastis dan tidak konfrontatif hingga berdirilah berbagai amal usaha yang sangat dibutuhkan saat itu. Memaksimalkan gerakan purifikasi ini sejatinya semakin mengokohkan kemandirian, tidak mudah dijadikan obyek oleh berbagai kepentingan untuk disusupi dengan   mimpi dan gizi berupa amunisi guna menyalurkan aspirasi yang dianggapnya suci dan selainnya adalah sesat dan layak dimusuhi, dan kemandirian akan mampu mengalahkan berbagai tawaran yang menggiurkan untuk suksesnya aksi kekerasan; rasional, mampu melakukan berbagai aktivitas secara tepat dan berdasarkan pertimbangan yang matang, penuh kedewasaan dan kesadaran yang tinggi sehingga mengerti akan dampak yang terjadi secara benar, bukan emosional untuk pemuasan aspirasi yang dianggapnya suci meski melawan nilai-nilai kemanusiaannya;  dan kreatif dan inovatif, mengingat tantangan dakwah yang  semakin kompleks dan beragam sehingga membutuhkan kecerdasan dalam memberikan solusi yang akurat,beragamanya benar-benar bermakna vertical dan horizontal sehingga berbagai amal usaha terus dikembangkan dan dimaksimalkan untuk, ditata secara procedural dan professional untuk memberikan layanan yang terbaik, sehingga upaya pemurnian ini lebih luas terasakan dalam kehidupan masyarakat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar