Sabtu, 31 Maret 2012

INDAHNYA KARAKTER PEDULI

Oleh : Drs. Andi Hariyadi, M.Pd.I
Memperhatikan fenomena kehidupan pada sebagian  masyarakat yang seringkali tertampilkannya perilaku egoisme karena lebih mementingkan kelompok dan dirinya sendiri, tak peduli dengan beban penderitaan saudara sendiri, karena terhimpit kemiskinan hingga tidak berdaya dan tidak diperhitungkan dan selanjutnya menjadi obyek kebijakan yang diskriminatif, kehidupannya menjadi bulan-bulanan oleh ulah oknum yang tidak bertanggung jawab. Saudara kembar  egoisme adalah arogansi yang berpandangan bahwa yang bukan kelompok atau kroninya adalah musuh yang membahayakan kepentingannya sehingga berupaya semaksimal mungkin untuk ditekan dan kalau perlu dibumi hanguskan agar memuluskan ambisi dan nafsunya.
Sebagai sesama manusia seharusnya bisa saling membantu dan memberikan solusi atas problematika kehidupan yang ada, karena tidaklah  mungkin sebuah kesuksesan yang teraih datang begitu saja tanpa adanya pihak-pihak yang bisa jadi selama ini seringkali kita remehkan, berarti peran sekecil apapun sejatinya sangat mendukung tercapainya sebuah kesuksesan, sehingga semakin menyadarkan kepada kita betapa pentingnya membangun kepedulian. Meski gelombang egoisme dan arogansi seringkali menghantam bahtera kehidupan tidaklah akan menggoyahkan karakter diri yang peduli, kecuali kondisi diri yang dipenuhi nafsu kerendahan dan serakah dengan tabiat murahan akan memberikan ruang seluas-luasnya untuk berkembangnya “virus” yang sejatinya melawan nilai kemanusiaan sendiri. 
Karakter peduli sejatinya sudah melekat pada diri kita dan sudah menyatu membentuk sikap dan kebijakan tindakan kita, sehingga dengan kepedulian itu kita rela berkurban untuk melepaskan segala bentuk jeratan kehidupan. Problem kehidupan pasti ada hanya saja bisakah kita menyelesaikannya dengan tepat, bijak dan cerdas atau justru kita semakin terbawa arus problemtika kehidupan yang semain komplek. Kehadiran problem itu sering kali di luar perhitungan kita, sehingga untuk antisipasinyapun seringkali terlambat, suasana inilah yang dapat mendorong lepasnya control diri sehingga tindakannya bukan didasarkan pada kebenaran tetapi pada keserakahan, benar atau salah, dosa ataupun tidak, bermanfaat atau merugikan bukan menjadi pertimbangannya, tetapi kepuasan melampiaskan nafsunya.
Kepedulian pernah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW dalam gerakan dakwahnya di masyarakat, diantaranya memberi makan fakir miskin yang ada disekitar masjid termasuk di dalamnya ada Abu Hurairah yang sudah sangat lapar karena memang tidak ada yang bisa dimakan dan Rasulullah sangat peka dan tanggap akan kondisi yang ada disekitarnya. Begitu pula bagaimana Rasulullah senantiasa menebarkan salam kepada para Sahabatnya, hal ini bukan sekedar ucapan lisan saja tetapi bermakna membangun kepedulian, kebersamaan dan persaudaraan untuk selantiasa menjaga keselamatan dan diberkahi-Nya. Ketauladanan kepedulian Rosulullah mampu membawa bekas yang nyata dalam kehidupan para Sahabatnya, diantaranya Khalifah Umar Bin Khatab ketika membagikan selembar kain hasil rampasan perang kepada umatnya, dan bagian kain Umar ternyata kurang besar ukurannya sehingga Abdullah putranya memberikan bagiannya kepada Ayahnya agar kain itu bisa menutupi bagian aurotnya dengan disambung (disulam), ketika Umar berkhotbah di protes oleh Salman al-farisi yang dianggap Umar memperoleh kain lebih dari satu lembar, lalu dipangillah Abdullah putranya untuk menjelaskan kejadian sesungguhnya, sehingga Salman menyadari akan keluhuran budi Kholifah Umar Bin Khatab.
Al Qur’an sebagai wahyu Allah SWT, telah memberikan petunjuk pada kebenaran (QS At Taubah : 18, An-Nahl : 37, An-Nur : 35), penerang dari segala gelapnya kehidupan (Yasin:70, Asy-Syura’: 42, Al Ahqaf :32, Al Baqarah : 218) untuk membentuk karakter diri lebih peduli. Kepedulian termasuk mozaik keindahan dalam kehidupan; untuk berbagi dan bersinergi sebagai wujud persaudaraan, untuk menguatkan dan mengokohkan sebagai upaya pemberdayaan hingga meraih kesejahteraaan, untuk melepaskan beratnya beban dan himpitan kehidupan hingga memiliki optimisme dalam mengarungi samudera kehidupan yang penuh tantangan hingga meraih kemenangan dan kesuksesan.
Karakter peduli sebagai upaya menjadikan suasana kehidupan lebih harmonis dan kondusif, karena adanya kesadaran untuk berbagai, disamping itu karakter peduli juga mampu mendorong terjadinya proses pemberdayaan dan pendewasaan dalam kehidupan, sehingga suasana social dan ekonomi lebih produktif mewujudkan keamanan dan kesejahteraan, budaya dan peradaban lebih bermakna mewujudkan kedamaian. Kepedulian juga merupakan kemampuan untuk melakukan perubahan  setelah menyadari betapa pedihnya keterpurukan, kebodohan, kemiskinan dan konflik yang berkepanjanan. Semangat perubahan menuju yang lebih baik dan beradab merupakan energy pada diri yang berkarakter peduli,sehingga menilik nasehat Imam Ghazali ketika berdialog dengan murid-murid, beliau menyatakan 5 perkara dalam kehidupan, yaitu : Apa yang paling jauh dari diri kita dalam dunia ini?, para murid menjawab, Negara Cina, Matahari dan bintang, benar kata Imam Ghazali tetapi yang sesungguhnya paling jauh adalah masa lalu, maka pergunakan dengan sebaiknya hari-hari ini. Apa yang paling besar di dunia ini ?, para murid menjawab : gunung, bumi dan matahari, benar kata Imam Ghazali tetapi yang paling besar adalah nafsu, maka jangan sampai diri kita terbawa oleh nafsu kerendahan (Al A’raaf :179). Selanjutnya disampaikan apa yang paling berat di dunia ini ?, para murid menjawab : besi dan gajah, dijawab oleh Ghazali benar mereka itu berat, tapi sesungguhnya yang paling berat adalah membawa amanah (Al-Ahzab : 72). Apa yang paling ringan di dunia ini ?, dijawab oleh para murid : kapas, debu, angin, benar semua itu ringan tetapi yang paling ringan adalah meninggalkan sholat karena alas an kesibukan dan lainnya sehingga sholat disepelekan, selanjutnya dikatakan apa yang paling tajam di dunia ini ?, serentak para murid menjawab pedang, memang pedang itu tajam tetapi sesungguhnya yang lebih tajam adalah lidah manusia, karena dengan perkataannya bisa menyakiti, melukai perasaan orang hingga bisa menimbulkan kebencian. Karena dengan kepedulian akan mampu menjadikan diri kita lebih berguna dilingkungan kita serta mampu membentengi sifat kerendahan. Pedulilah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar