Sabtu, 24 Maret 2012

Gerakan Ekonomi Muhammadiyah

Oleh : Drs. Andi Hariyadi M.Pd.I (Sekretaris FKUB Surabaya, Wakil Sekretaris PDM Sby)
Al Hajj (22) : 38
* žcÎ) ©!$# ßìÏùºyムÇ`tã tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä 3 ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä ¨@ä. 5b#§qyz Aqàÿx. ÇÌÑÈ
38.  Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang Telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat.
Kinerja orang-orang beriman sungguh luar biasa dalam kehidupannya, karena apa yang dilakukannya adalah kebaikan yang sempurna, dimana jika tercapai tujuanya dia akan selalu bersyukur kepada-Nya, dan meski belum tercapai tujuannya dia tetap sabar dan penuh harapan untuk menggapainya kembali meski harus bersusah payah. Istiqomahnya mampu memberikan andil keuletan, kesungguhan, dan keluasan wawasan dan jaringan untuk senantiasa menciptakan peluang-peluang produktif dalam bidang amal sholeh. Kondisi inilah sehingga tepat sekali atas petunjuk dari ayat di atas, dimana Allah SWT senantiasa membela orang-orang yang beriman karena kualitas keimanannya yang begitu sempurna, dimana kualitas kinerjanya akan menentukan kualitas capaian yang diharapkan. Adapun bentuk-bentuk yang  mendorong terjadinya kerendahan kualitas hingga menjadi kerugian, bagi orang yang beriman tentunya sangat dihindarkan, sehingga wajarlah gerakan keimanan itu mampu membawa perubahan pada kebaikan, menuju pada kesejahteraan, meraih keunggulan di semua lini kehidupan.
Kekuatan diri yang utuh baik yang menyangkut intelektual, emosional, spiritual akan mempu menghancurkan berbagai bentuk yang sifatnya bertentangan dengan karakter orang yang beriman, dimana dari keimanannya itu akan memunculkan sifat kejujuran, keunggulan, keuletan, pantang menyerah, sehingga ketika menjumpai kemalasan itu adalah kerugian, ketika menjumpai ketidak berdayaan itu adalah kelemahan, dan semua sifat yang tidak produktif bagi orang yang beriman senantiasa dijauhi sekaligus dimusuhi, tanpa komitmen ini akan memudahkan timbulnya sifat diri yang minder, kalah sebelum  bertanding dan sejenisnya. Sikap yang cerdas dan tepat sasaran bagi orang yang beriman merupakan jati dirinya yang senntiasa melekat dalam seluruh aktifitasnya.
Sejatinya berdirinya Muhammadiyah 100 Tahun yang lalu, oleh KH.Achmad Dahlan di Kampung Kauman Yogjakarta merupakan sentra kerijinan dan industry kecil, dan proses penyebarannya dilakukan oleh tokoh-tokoh agama yang berprofesi sebagai pedagang, sehingga sejak awal berdirinya Muhammadiyah telah bersinggungan dengan dunia usaha yang sangat kuat kemandiriannya dan memiliki etos kerja produktif untuk menghasilkan karya-karya monumental dalam dakwah Muhammadiyah, sayangnya kekuatan ekonomi Muhammadiyah ini belum bisa berjalan seiring dengan pertumbuhan Amal Usaha Muhammadiyah baik di bidang pendidikan, kesehatan dan social, dari fakta tersebut Presiden Susilo Bambang Yudoyono pernah memberikan kritik yang membangun pada Muhammadiyah dalam sambutan pembukaan sidang Tanwir di Yogjakarta pada tahun 2007, agar tampil sebagai gerakan ekonomi untuk melakukan percepatan terwujudnya kesejahteraan rakyat.
Komitmen Muhammadiyah ketika memasuki abad ke dua, diantaranya adalah untuk melakukan gerakan pencerahan, karena dari sinilah akan terbuka wawasan dan cara pandang dalam amal praksis Islam yang berkemajuan untuk membebaskan, memberdayakan dan memajukan kehidupan, karena kemiskinan dan keterbelakangan telah memberikan andil dalam kesempurnaan keterpurukan bangsa. Kondisi ini bagi Muhammadiyah merupakan tantangan yang tidak bisa dielakkan dan itu harus dilakukan serta diwujudkan bukan sekedar wacana yang sering diperdebatkan diberbagai seminar. Harapan Presiden pada Muhammadiyah tersebut bukannya tanpa alasan tetapi sudah menjadi fakta tentang sepak terjang dan peran Muhammadiyah di masyarakat yang sudah berjalan saat ini untuk dilengkapi dengan gerakan ekonomi. Doktrin al-Maun yang menjadi pijakan gerakan selama ini, sehingga KH. Achmad tergerak untuk mendirikan rumah-rumah yatim, maka selanjutnya bisa mendirikan rumah-rumah industry untuk pemberdayaan dan kesejahteraan. Ada kritikan yang mendasar disampaikan oleh Moeslimin Abdurrohman, apakah kedua sumber Islam yang paling konsisten dipegang Muhammadiyah itu telah mampu dibaca dalam pergulatan tafsir orang-orang Mustadafin dan kaum masakin sendiri ? , yaitu orang yang hatinya beriman namun mereka selama ini yatim secara social, ekonomi dan politik.
Muktamar Muhammadiyah ke 46 di Yogjakarta telah ditegaskan oleh Pak Haedar Nashir, bahwa gerakan pencerahan adalah untuk menjawab problem kemanusiaan, diantaranya kemiskinan, kebodohan dan lainnnya, sehingga gerakan ekonomi bisa memberikan andil yang besar untuk melakukan pembebasan dan pemberdayaan. Kelas pedagang dan kewirausahaan yang pernah berperan dalam menggerakkan Muhammadiyah diharapkan ke depan bisa tampil kembali dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ketika penulis berkesempatan bertemu dengan salah satu utusan Muhammadiyah dari Malaysia pada arena Muktamar itu, disampaikan bagaimana usaha ekonomi Muhammadiyah di Malaysia yang bisa menyewa beberapa hotel di Saudi Arabia untuk fasilitas haji atau umroh warga Malaysia disana.
Gerakan ekonomi Muhammadiyah adalah suatu kebutuhan yang sangat mendesak dan harus segera dilakukan secara professional dan transparan, serta tangguh dalam menghadapi berbagai persaingan yang semakin mengglobal, maka dengan penguatan SDM serta dukungan semua pihak untuk mensukseskan gerakan ekonomi ini sangat diharapkan, kasus ekonomi seperti BLBI dan Bank Century adalah bentuk ketidak adilan yang sangat menyakitkan. Jika terlambat dalam menggerakan ekonomi ini maka umat akan semakin terpuruk dan tidak memiliki peran dalam menentukan kebijakan ekonomi nasional. Kita sambut gerakan ekonomi Muhammadiyah untuk diimplementasi disemua tingkatan dengan tetap memperhatikan potensi dan kelayakan serta peluang yang ada, semoga gerakan ekonomi ini mampu mensejahterakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar