Kamis, 22 Maret 2012

BERSEDEKAH MERAIH MULIA

Oleh : Drs. Andi Hariyadi, M.Pd.I
Sejarah awal perjuangan Rasulullah Muhammad SAW dalam mengembangkan misi dakwah Islam senantiasa menekankan pentingnya bersedekah khususnya dengan harta disamping pengamalan ibadah lainnya,  kepada para Sahabat setianya sebagai salah satu pilar utama suksesnya perjuangan. Para Sahabat Nabi yang termasuk kaya harta memang tidak banyak tetapi kerena mereka sadar dan yakin akan adanya pembalasan yang berlimpah sehingga ketika ada anjuran bersedakah dilakukanlah secara maksimal, diantaranya adalah Abu Bakar Ash-Shidiq, Ustman Bin Affan, Amru Bin Ash, Abdurrochman Bin Auf, Abdullah Bin Abbas putra Abbas Bin Abdul Mutholib Bin Hisyam, mereka adalah para dermawan ulung yang tidak ada hentinya memberikan dukungan dana untuk perjuangan. Lebih-lebih melihat kemiskinan dan ketertindasan kaum muslim saat itu sehingga mereka merasa berdosa manakala hidup dengan bergelimang harta sedang saudaranya sendiri menderita. Dalam sebuah hadis Rasulullah saw, bersabda:
عن أبى كبشة الأنماري أنه سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: ثَلاَثة أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ وَأُحَدِّثُكُمْ حَدِيْثًا فَاحْفَظُوْهُ قَالَ مَا نَقَصَ مَالٌ عَبْدٌ مِنْ صَدَقَةٍ وَلاَ ظُلِمَ عَبْدٌ مَظْلَمَةً فَصَبَرَ عَلَيْهَا إِلاَّ زَادَهُ اللهُ عِزًّا وَلاَ فَتَحَ عَبْدٌ بَابَ مَسْأَلَةٍ إِلاَّ فَتَحَ اللهُ عَلَيْهِ بَابَ فَقْرٍ
Dari Abi Kabsah al-Anmariy ra. Sesungguhnya Dia mendengar  Rasulullah Saw bersabda: Aku bersumpah atas tiga perkara, akan aku sampaikan kepada kalian satu hadis, dan hendaklah kalian menjaganya baik-baik. Harta yang di keluarkan untuk sedekah pasti tidak akan berkurang, tidaklah seorang hamba yang teraniaya kemudian ia bersabar melainkan Allah swt akan menambahkan kemuliaan kepadanya dan tidaklah seorang hamba yang membuka pintu meminta-minta melainkan Allah swt akan membuka pintu ke fakiran kepadanya. (HR. Tirmidz)
Menurut Al Samarqandi, seorang ulama ahli tafsir dan fiqih yang wafat pada 375 H berderma itu mendatangkan 10 kebaikan, lima diperolehnya di dunia dan lima diperolehnya di akhirat. Lima kebaikan di dunia meliputi :1) Membersihkan harta kekayaan, sebagaimana Sabda Nabi SAW: Ingatlah bahwa jual beli selalu disertai dengan dusta dan sumpah, karena itu bersihkanlah dengan berderma. 2) Membersihkan diri dari dosa, 3) Menolak balak, penyakit, 4) Menyenangkan hati orang miskin, 5) Menjadikan berkah dan luas rejeki. Adapun lima kebaikan di akhirat meliputi : 1) Berderma akan menjadi paying atau perisai, baginya, 2) Meringankan hisab amalnya, 3) Memberatkan amal timbangan kebaikan, 4) Memudahkan menyeberang di atas jembatan yang terletak di atas api neraka, 5) Bertambah derajatnya di syurga.


Kesadaran bersedekah merupakan prestasi ibadah yang patut dihargai, karena mampu melepaskan kemauan diri sendiri untuk kepentingan orang lain, keadaan seperti ini tidaklah mudah dilakukan karena kekayaan yang telah didapat dengan susah payah penuh pengorbanan tetapi mampu diberikan kepada orang lain yang tidak ikut merasakan jerih payah selama dirinya bergulat dengan berbagai usaha atau bisnisnya. Sebenarnya bersedekah itu tidak harus menunggu kaya dulu, jika ternyata tidak jadi kaya sehingga bersedakah tidak terlaksana, tetapi bagaimana kita tetap berkomitmen dalam kondisi apapun bersedekah tetap menjadi bagian hidup kita. Sehingga ketika kita mengorbankan harta yang kita cintai itu di jalan Allah swt berarti kita  telah mengorbankan cintanya pada harta demi cintanya kepada Allah swt, karena inilah sesungguhnya cinta yang sejati dan penuh kemuliaan, jauh dari perilaku kehinaan yang memalukan, sebagaimana sering kita ketahui banyak orang yang berharta tetapi salah langkah sehingga kehinaanlah yang didapatinya, maka ketika seseorang sudah merasakan nikmatnya cinta kepada Allah swt maka perlahan tapi pasti dia akan merasakan kebahagian yang sejati, harta tidak membawa dirinya menderita, tetapi semakin berderma semakin mulia hidupnya dan itulah suatu keberuntungan yang sebenarnya, sebagaimana Firman Allah swt , didalam al-Qur’an;
 ötûïÏ%©!$#ur râä§qt7s? u#¤$!$# z`»yJƒM}$#ur `ÏB ö/ÅÏ=ö7s% tbq7Ïtä ô`tB ty_$yd öNÍköŽs9Î) Ÿwur tbrßÅgs Îû öNÏdÍrßß¹ Zpy_%tn !$£JÏiB (#qè?ré& šcrãÏO÷sãƒur #n?tã öNÍkŦàÿRr& öqs9ur tb%x. öNÍkÍ5 ×p|¹$|Áyz 4 `tBur s-qム£xä© ¾ÏmÅ¡øÿtR šÍ´¯»s9'ré'sù ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÒÈ
9.  Dan orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung (al-Hasyr [59] : 9)
Bersedakah didalam ajaran agama tidak mengenal situasi dan kondisi, baik keadaan sempit maupun lapang, kaya atau miskin, susah maupun senang, sedih maupun bahagia, sempat atau tidak sempat, tetapi bersedakah merupakan sarana untuk lebih mendekatkan diri pada-Nya yang penuh kemuliaan sehingga diharapkan diri ini menjadi orang yang mulia. Bersedekah itu berkurban untuk menolong orang lain, tetapi sejatinya bersedakah itu untuk meraih kemuliaan diri, karena segala bentuk kekikiran itu merupakan bahaya yang senantiasa menerkam untuk menjadikan kita hina dan sengsara. Bersegeralah bersedekah secara maksimal dan penuh keikhlasan disitulah kemuliaan segera terwujudkan. Berbahagialah mereka yang aktif bersedekah berarti aktif memperbaiki diri menjadi lebih berarti, enggan bersedakah sejatinya dia masih merasa miskin dan serba kekurangan sehingga terus terhimpit permasalahan kehidupan, dengan bersedekah kita mampu menyadarkan diri dengan bersyukur atas nikmat Allah yang telah dianugerahkan sehingga Allah SWT akan menambahkan nikmat itu kepada kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar