Sabtu, 12 November 2011

ZAKAT, DAYA HIDUP KEMULIAAN

Oleh :
Drs. Andi Hariyadi, M.Pd.I
Wakil Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya; Sekretaris Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Surabaya

Zakat secara bahasa (lughat), berarti: tumbuh; berkembang; kesuburan atau bertambah atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan, sehingga zakat memiliki peran penting dalam dinamika kehidupan manusia agar menjadi pribadi yang berpola hidup bersih hingga meraih  kemuliaan.
Para Muzaki bukan sekadar memberi atas harta yang dimiliki  tetapi ada kesadaran tinggi untuk menjadikan pribadi yang unggul karena tidak dibelenggu harta yang dimiliki;  menjadi pribadi yang berprestasi karena dia mampu mengalahkan segala nafsu keserakahan hingga kehinaan; menjadi pribadi yang  Peduli karena sadar  bahwa harta yang dimiliki masih ada hak bagi orang lain untuk merasakan kesejahteraan. Berzakat sungguh luar biasa karena mampu menunjukkan ketaatan pada-Nya sekaligus kepedulian terhadap sesamanya.
Hidup mulia adalah harapan kita semua, hal itu bisa ditapaki melalui berzakat, karena mampu beristiqomah  melepaskan belenggu kehinaan seperti kekikiran, kesombongan , sehingga harta yang dimilikinya mampu memberikan daya hidup bagi manusia lainnya, dan hidup yang hina karena enggan menunaikan zakat, aktivitas hidupnya hanya berpesta menghamburkan harta tanpa peduli dengan derita yang ada disekelilingnya, gaya hidupnya semakin terjerat dengan penggunaan harta yang justru membuatnya hina.
Kesadaran berzakat harus terus ditumbuhkan karena akan mampu menumbuhkan kemuliaan, serta membersihkan dari segala sifat kerendahan.  Seharusnya kita malu, karena berharta tetapi tidak berzakat, dan hal itu justru akan semakin membawa pada kehidupan yang tidak bermutu, hidupnya gelisah karena serakah. Berzakatlah, karena akan menumbuhkan harta, menambah persaudaraan serta mensucikan dari segala sifat kerendahan.
Rasulullah Muhammad SAW memberikan nasehat tentang betapa hebatnya seseorang yang mampu memberikan sebagian hartanya dijalan-Nya, sebagaimana, hadis riwayat Abu Hurairah ra.:  Dari Nabi Muhammad saw, beliau bersabda: Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah (selalu beribadah), seseorang yang hatinya bergantung kepada mesjid (selalu melakukan salat jamaah di dalamnya), dua orang yang saling mengasihi di jalan Allah, keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seorang yang diajak perempuan berkedudukan dan cantik (untuk berzina), tapi ia mengatakan: Aku takut kepada Allah, seseorang yang memberikan sedekah kemudian merahasiakannya sampai tangan kanannya tidak tahu apa yang dikeluarkan tangan kirinya dan seseorang yang berzikir (mengingat) Allah dalam kesendirian, lalu meneteskan air mata dari kedua matanya. (Shahih Muslim No.1712).
Ada banyak perintah ibadah dalam ajaran Islam membutuhkan daya dukung harta, seperti  halnya berzakat, hal ini menunjukkan bahwa umat ini seharusnya menjadi umat yang unggul dalam berharta baik dari aspek mencari maupun dalam mengelolanya, sehingga berbagai aspek ibadah tersebut bisa ditunaikan secara maksimal. Al Qur'an telah memberikan petunjuk khususnya dalam pengelolaan harta kekayaan, diantaranya : Pertama, Larangan mencampuradukkan antara harta yang halal dan yang bathil (QS:89:19). Kedua. Larangan mencintai harta secara berlebihan (QS:89:20). Ketiga,  Proporsional dalam beribadah dan berniaga (QS:62:9-11),  Keempat, Menginfaqkan sebagian harta (QS:57:7). Kelima, pada harta kita ada hak bagi orang miskin (QS:51:19).
Berzakat sangat menentukan ke-Islaman seseorang, apakah dia bersungguh-sungguh dengan ke-Islamannya dan meraih kesempurnaan ataukah melakukan kebohongan dalam ber-Islamnya dengan tidak berzakat, padahal dalam Al Qur'an setidak terdapat 27 ayat yang menyandingkan dengan kewajiban menjalankan Sholat, memuji atas mereka yang berzakat dan sebaliknya  mengancam bagi mereka yang melalaikannya.
Komitmen dalam berzakat inilah yang akan mampu membukakan betapa hebat  dan bermartabatnya mereka yang berzakat, sehingga kemuliaan terwujudkan. Zakat itu hebat dan bermartabat, karena zakat mampu membangun kehidupan masyarakat yang bersih, barokah dan terus berkembang, sehingga menjadikan diri ini sadar bahwa pada harta yang kita miliki itu ada hak orang lain, kesuksesan yang kita raih sejatinya ada kontribusi dari peran orang lain.
Maka segeralah menunaikan zakat agar diri ini semakin bermartabat dan terhormat,  jangan melalaikannya karena semakin menunjukkan sebagai orang yang sangat hina. Sudah banyak bukti mereka yang berzakat semakin meraih kesuksesan dari buah kebaikan yang dilakukan, demikian juga ada banyak bukti mereka yang melalaikan zakat akan semakin mengarah pada kebangkrutan ekonomi dan kerendahan martabat.
Hidup berzakat akan mensucikan harta, dan memuliakan serta menjamin rasa aman dalam kehidupan dimasyarakat, karena berbagai bentuk kekerasan dan kriminal berawal dari desakan kebutuhan ekonomi yang memprihatinkan, untuk itu berzakatlah agar kesejahteraan semakin nyata. Zakat memang menjadi daya hidup untuk meraih kemuliaan. **

Tidak ada komentar:

Posting Komentar