Minggu, 02 Oktober 2011

Peran Muhammadiyah

MUHAMMADIYAH PENYELAMAT
POTENSI MASYARAKAT
Drs. Andi Hariyadi, M.Pd.I
Al Hajj (22) : 41
tûïÏ%©!$# bÎ) öNßg»¨Y©3¨B Îû ÇÚöF{$# (#qãB$s%r& no4qn=¢Á9$# (#âqs?#uäur no4qŸ2¨9$# (#rãtBr&ur Å$rã÷èyJø9$$Î/ (#öqygtRur Ç`tã ̍s3ZßJø9$# 3 ¬!ur èpt6É)»tã ÍqãBW{$# ÇÍÊÈ
41.  (yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.
Amanah dan professional merupakan dua pilar yang kokoh dalam menggerakkan Muhammadiyah di tengah masyarakat yang semakin plural, meski demikian bukan menjadi penghalang untuk membatasi ruang gerak dakwanya, justru merupakan penyemangat untuk lebih memaksimalkan  misi dakwahnya, sebagai bentuk ketaatan kepada-Nya serta kepedulian kepada masyarakat sekitarnya. Kedekatan Muhammadiyah dengan masyarakat sudah tidak diragukan lagi, karena ini sebagai wujud implementasi dari kesalehan ritual ke kesalehan social, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk perbaikan sekaligus penyelamatan berbagai potensi yang ada di masyarakat guna membangun percepatan kesejahteraan dan pencerahan peradaban.
Masyarakat yang merupakan tempat kita berinteraksi baik secara social, budaya, ekonomi, dan sebagainya ini merupakan kenyataan yang harus kita jalani dengan penuh tanggung jawab, agar keheidupan dimasyarakat benar-benar terwujud kebahagiaan, kesejahteraan dan keamanan. Robert N Bellah, memberikan contoh kondisi masyarakat dalam kepemimpinan Rosulullah Muhammad SAW, sebagai masyarakat yang sarat dengan nilai dan moral, maju, beradab serta menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Kondisi ideal tersebut merupakan pelajaran yang sangat berharga yang diharapkan bisa terwujudkan di tengah-tengah kehidupan kita, lebih-lebih kita sering menyaksikan berbagai bentuk tindakan yang jauh dari nilai moral dan nilai kemanusiaan terus menghantui dalam kehidupan ini. Prof.Dr. Munir Mulkan lebih jauh menjelaskan, posisi manusia yang terdekat dengan posisi Tuhan akan dicapai jika manusia memihak pada kaum tertindas dan menderita secara ekonomi, social, politik dan budaya. Maka sebagai anggota masyarakat tentunya kita berupaya untuk senantiasa memberikan yang terbaik, serta tidak ingin menjadikan kondisi kehidupan ini semakin terpuruk.
Ayat di atas sesungguhnya dapat menyadarkan kita untuk senantiasa menjaga hubungan yang baik dengan Allah SWT diantaranya dengan sholat dan menunaikan zakat serta menjaga hubungan yang baik dengan seluruh elemen masyarakat untuk berbuat yang ma’ruf dan mencegah perbuatan yang munkar, bahkan Abu Hamid Al Ghazali menegaskan, Sesungguhnya Amar Ma’ruf Nahi Munkar merupakan factor yang terpenting dalam agama, Bahkan misi kenabian untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Jika misi itu tidak dilaksanakan, maka kenabian batal dan agama akan hancur, Negara dan masyarakat menanti kehancurannya, kesesatan dan kebodohan merajalela. Begitu pentingnya peran amar ma’ruf nahi munkar ini dalam kehidupan kita sehingga upaya ini sebagai prioritas yang tidak bisa disepelekan begitu saja. Maka Muhammadiyah yang telah berkomitmen dengan prinsip amar ma’ruf nahi munkar dalam setiap gerakannya merupakan pilihan yang tepat sekaligus  sebagai komitmen yang menjadi daya dorong disetiap gerakan dan pelayanan di berbagai Amal Usaha Muhammadiyah.
Gerak dakwah Muhammadiyah di abad pertama telah terasa meski masih banyak yang harus disempurnakan, sehingga di Milad Muhammadiyah ke 101 pada 8 Dzulhijjah 1431 H yang berarti ketika memasuki abad kedua tersebut perlu penguatan ke dalam serta menatap masa depan dengan penuh harapan, sebagaimana terekam dalam kuliah tamu di Universitas Muhammadiyah Malang pada hari senin, 18 Oktober 2010 oleh pengamat Muhammadiyah dari Chiba University, Jepang,  Prof. Nakamura Mitsuo, mengatakan sebagai kekuatan civil society, Muhammadiyah bisa jadi jaring pengaman sosial (social safety net). Di saat negara sedang mengalami kesulitan dan krisis, maka organisasi sosial seperti Muhammadiyah dapat diandalkan sebagai penyelamat kekuatan masyarakat. Pernyataan ini sesungguhnya merupakan tugas berat yang harus dilakukan oleh seluruh komponen dan keluarga besar Muhammadiyah untuk secara cerdas bersikap secara bijak.
Penyelamatan potensi masyarakat hendaknya bisa dilakukan secara maksimal dan simultan  agar berbagai potensi yang ada tersebut mampu mensejahterakan masyarakat ketika masyarakat dirundung kedukaan, sekaligus mencerahkan masyarakat ketika masyarakat sering kali dibodohi oleh berbagai kebijakan yang jauh dari keadilan. Berbagai potensi masyarakat baik dari aspek kedisiplinan, etos kerja, kejujuran, kesadaran, keramahan dan kemanusiaan harus segera diselamatkan agar tidak terbawa oleh arus gelombang yang menghancurkan sendi-sendi social. Muhammadiyah di abad keduanya seharusnya lebih berani mengevaluasi diri tentang sejauhmana peran penyelamatan potensi masyarakat yang telah dilakukan, karena hal ini sangat penting guna membendung bencana kerusakan masyarakat yang semakin tidak terkendali, dimana kemiskinan semakin ditelantarkan, keadilan semakin diperjual belikan, konflik social semakin dijadikan ajang mencari popularitas dan lain sebagainya. Upaya penyelamatan ini harus diiringi oleh kualitas diri dari para pemimpin dan anggota serta keluarga besar Persyarikatan Muhammadiyah agar tidak disibukkan oleh hal-hal yang tidak produktif dan cenderung konfrontatif, tetapi benar-benar sadar untuk perbaikan kehidupan masyarakat yang lebih luas karena disana telah terbantang berbagai tantangan untuk menuju peradaban yang bermutu. Semoga kita menjadi yang pertama meraih kemuliaan diri dengan lebih peduli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar